Pembelajaran penting dari pelatihan literasi data di empat kota di Indonesia.
Oleh: Quinissa Putrirezhy
Pada bulan Oktober 2020, Konsil LSM Indonesia dan Open Data Lab Jakarta, berkolaborasi dengan Iykra, telah menyelenggarakan Pelatihan Literasi Data secara online. Pelatihan ini melibatkan 50 peserta dari organisasi masyarakat sipil (OMS) yang bekerja di isu gender dan transparansi anggaran, juga perwakilan dari pemerintah kota di keempat wilayah program, yakni DKI Jakarta, Pontianak, Banda Aceh dan Bandung.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengolah, mengakses dan menggunakan data terbuka. Dari rangkaian kegiatan ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan: (1) Kapasitas literasi data OMS terlibat sudah cukup baik; (2) Kebutuhan pelatihan literasi data masih tinggi; dan (3) Pemerataan akses internet yang memadai di Indonesia masih perlu banyak perbaikan.
(1) Kapasitas literasi data OMS terlibat sudah cukup baik
Sebelum pelaksanaan Pelatihan Literasi Data, kami telah melaksanakan self-assessment (penilaian mandiri) kapasitas literasi data di masing-masing organisasi masyarakat sipil. Berdasarkan framework yang diadopsi dari Sternkopf dan Mueller (2018), hasil kuesioner menunjukkan bahwa rata-rata OMS sudah berada di level 2 (enlightenment), artinya OMS sudah memahami aspek-aspek terkait literasi data secara teoritis, namun aspek tersebut masih belum dapat diterapkan secara langsung dan perlu dilatih lebih lanjut untuk mencapai hasil yang maksimal. Dari grafik di atas, dapat kita lihat pula bahwa kapasitas literasi data OMS di masing-masing daerah masih beragam, dan DKI Jakarta sendiri memiliki skor yang paling tinggi untuk tiap aspek.
(2) Kebutuhan pelatihan literasi data masih tinggi
Meskipun OMS terlibat sudah memiliki dasar yang cukup baik dalam tata kelola data, namun kebutuhan pelatihan literasi data sendiri terbilang masih tinggi, baik untuk kebutuhan advokasi oleh lembaga ataupun tata kelola data internal. Masih banyak hal yang harus ditingkatkan lagi, misalnya dalam hal kemampuan analisis data dan pengambilan informasi yang diperlukan dari hasil analisis tersebut, juga dalam memvisualisasikan serta mengkomunikasikan data menggunakan alat bantu perangkat lunak. Menindaklanjuti hal ini, peserta juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka agar lebih terampil dalam tata kelola data melalui sesi praktik, yaitu dengan menggunakan tools Ms. Excel untuk menganalisis data dan Tableau untuk memvisualisasikan data.
(3) Pemerataan akses internet yang memadai di Indonesia masih perlu banyak perbaikan
Antusiasme peserta yang cukup tinggi selama kegiatan sayangnya tidak didukung dengan kecepatan internet yang memadai di beberapa wilayah kerja OMS yang terlibat, khususnya yang berada di luar Pulau jawa. Selama pelatihan berlangsung, beberapa kali terjadi kendala dalam mengakses internet, yang kemudian diperparah dengan cuaca yang kurang baik. Pemerataan akses internet yang memadai memang masih menjadi masalah saat ini, untuk itu diperlukan dukungan yang serius untuk mencapai kesetaraan digital di seluruh Indonesia.
Meskipun menyelenggarakan kegiatan secara online itu penuh dengan tantangan, dari fokus peserta yang harus berada di depan layar selama beberapa jam, hingga masalah koneksi internet yang tidak stabil, namun Pelatihan Literasi Data dapat terselenggara dengan baik dan mendapat respon yang sangat positif dari peserta kegiatan. Peningkatan kapasitas literasi data ini diharapkan dapat terus menjadi faktor pendorong penting demi tercapainya kesetaraan digital di Indonesia.
=============================
Untuk informasi lanjut mengenai kegiatan ini, ikuti Open Data Lab di twitter @ODLabjkt dan kunjungi website https://labs.webfoundation.org
Leave a Reply