This is a guest post from ICT Watch’s Widuri, Lead Researcher of the Women’s Rights Online country-specific report for Indonesia.
Menjamurnya perangkat mobile dan semakin terjangkaunya harga akses internet di Indonesia ternyata belum cukup mendorong para perempuan untuk memanfaatkan potensi teknologi dan internet dengan maksimal.
Internet padahal dapat membantu perempuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Contohnya perempuan bisa mendapatkan informasi, belajar skill baru atau bahkan memperoleh pendidikan formal, meningkatkan kondisi finansial keluarga melalui bisnis online, dan masih banyak lagi.
Perempuan di Indonesia tampak masih kurang tertarik memberdayakan diri dengan teknologi atau beraktivitas menggunakan internet. Hal ini terlihat dari hasil riset Women’s Rights Online chapter Indonesia, kerjasama Web Foundation dan ICT Watch dan tim LPPM-LSPR.
Dan ini diperkuat data dari ITU 2015 yang mengungkapkan bahwa hanya 20% perempuan di Indonesia (warga miskin di perkotaan) yang memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi seperti hak-hak tentang kesehatan, reproduksi, dan hukum.
Survey tersebut juga menunjukkan perempuan menghadapi banyak hambatan untuk mengakses internet — seperti kurangnya pengetahuan, biaya, kelangkaan konten yang relevan dan memberdayakan, keterbatasan akses ke perangkat, serta tidak mempunyai banyak waktu.
Seiring semakin bertambahnya jumlah pengguna internet, total pengguna internet sekarang sudah mencapai 86,3% seperti yang terlihat pada hasil survey APJII yang terbaru.Pengguna internet laki-laki sebesar 52,5% dan perempuan sebesar 47,5%. Senyatanya masih banyak perempuan di Indonesia yang belum menyadari manfaat dari internet itu sendiri. Temuan apa saja yang berhasil dirangkum dalam riset ini dan bagaimana score Indonesia di mata Internasional, hal ini akan kami kupas dan diskusikan pada “A Forum on Women and their Rights Online”.
Melalui acara ini kami berharap para pemangku kepentingan dan juga perempuan-perempuan di Indonesia bisa mendapatkan gambaran mengenai kesenjangan digital yang terjadi antara perempuan dan laki-laki dalam mengakses internet, mengapa perempuan ‘enggan’ memaksimalkan potensi internet serta tantangan apa saja yang dihadapi.
Kami berharap para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dapat mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dan langkah-langkah nyata apa yang akan dilakukan ke depannya untuk menjembatani kesenjangan digital ini, termasuk dari sisi kebijakan. Melalui forum ini pula kami berharap perempuan Indonesia bisa melek internet dan memberdayakan diri dengan teknologi agar taraf hidupnya lebih baik lagi.
Pelajari lebih lanjut laporan tentang hak-hak perempuan online, dan spesifik tentang Indonesia (link). Jika anda tertarik tentang (judul event) ini, ikuti kami di Twitter @ODLabJkt dan @internetsehat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara dan kegiatan terkini kami!
Leave a Reply