Bagaimana publik Aceh di Indonesia memanfaatkan data terbuka untuk merubah kebijakan pertambangan
Open Data Lab Jakarta merasa perlu mencatat beberapa hal penting – dari apa yang dilakukan, kemana diarahkan dan apa saja yang dapat kita petik dari pelajaran tersebut. Alasan lain yang membuat kami merasa bangga dengan pekerjaan kami adalah bermitra dengan GeRAK Aceh, salah satu lembaga masyarakat yang berfokus pada isu pengawasan anti-korupsi di Indonesia. Keberhasilan mereka adalah memanfaatkan data terbuka dengan merubah kebijakan pertambangan di provinsi Aceh. Semenjak tahun 2014, kami telah bekerjasama dengan GeRAK untuk memperkuat praktek data terbuka di Banda Aceh.
Membangun Dasar dan Mengembangkan Keterampilan Data Terbuka
Di tahun 2014, kami bekerjasama- dengan program USAID KINERJA yakni memberikan serangkaian pelatihan pemanfaatan data terbuka kepada pemerintah dan publik Aceh setempat agar mendorong adanya perubahan politik, ekonomi dan sosial. GeRAK Aceh adalah salah satu lembaga yang berpartisipasi, yang kemudian menjadi mitra kami. Pada awalnya, GeRAK Aceh tidak memiliki keterampilan ataupun pengalaman tentang data terbuka, tapi semenjak itu, mereka sibuk mempraktekkan keterampilan baru mereka tentang data terbuka melalui advokasi pemerintah lokal agar lebih akuntabel dan transparan. Setahun yang lalu, GeRAK Aceh mengusulkan sebuah proyek pemanfaatan data terbuka kepada The Asia Foundation dengan maksud meningkatkan sektor pertambangan agar lebih akuntabel terhadap masyarakat. Satu tahun kemudian, prestasi mereka benar-benar mengesankan – kami mengelompokannya menjadi”tiga P”: Portal, Plakat dan Kebijakan (Portal, Placard and Policy).
#1: Portal
GeRAK Aceh bekerjasama dengan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) provinsi Aceh dengan tujuan meyakinkan instansi pemerintah provinsi dalam mengungkapkan/membuka informasi terkait pertambangan. Hubungan GeRAK Aceh dengan PPID sangat baik, tetapi mereka mempunyai kendala ketika mendekati dinas pertambangan dan energi. Terlepas adanya dukungan dari Kepala Dinas, jajaran pejabat publik yang terkait dengan data berkeberatan membuka data penting tersebut.
Untuk menyiasatinya, GeRAK Aceh mengambil inisiatif secara proaktif mengungkapkan data pertambangan dengan cara lain; yakni membangun portal data terbuka – resmi diluncurkan beberapa minggu lalu. GeRAK Aceh menerima informasi dari dinas pertambangan dan energi, yang kemudian membangun portal mereka sendiri secara proaktif dengan tujuan membuka data dengan dukungan Dishubkominfo Kota Banda Aceh. Dishubkominfo adalah salah satu mitra Open Data Lab Jakarta di Kota Banda Aceh.
GeRAK Aceh mereplikasikan pendekatan Open Data Lab Jakarta ketika bermitra dengan pemerintah setempat yakni di sektor Pendidikan dan Kesehatan Kota Banda Aceh dan menyelaraskannya dengan kebutuhan mereka. GeRAK Aceh melatih publik Aceh memanfaatkan data yang telah dibuka dan dilanjutkan dengan keterampilan menganalisis dan memvisualisasikan penerbitan izin, pembayaran pajak dan utang perusahaan pertambangan kepada pemerintah.
#2: Plakat
Output pelatihan : sebagian besar visualisasi data yang diterbitkan, dibuat menjadi poster dan kemudian sebagai plakat. Ini dipergunakan oleh GeRAK Aceh dalam usaha memperpanjang moratorium pertambangan sampai tahun 2017. Dengan cara demikian, Gerak Aceh mendidik kelompok publik Aceh betapa pentingnya penundaan moratorium agar mempunyai waktu yang lebih panjang melaksanakan reformasi dalam isu pertambangan. Gerak Aceh juga mampu menjelaskan masalah-masalah lainnya; termasuk wilayah konsesi izin usaha pertambangan yang tumpang tindih dengan konservasi hutan, proliferasi izin pertambangan yang tidak Bersih / “Clean and Clear“, serta penunggakan pembayaran perusahaan pertambangan kepada pemerintah.
Selain penyebaran informasi, Gerak Aceh juga mengerahkan protes dijalanan agar ditanggapi oleh pemerintah. Kegiatan mobilisasi ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengapa moratorium pertambangan harus ditunda. Hal ini memberikan waktu luang untuk berdiskusi dan memberikan informasi yang lebih baik ke masyarakat serta bagi pemerintah setempat tentang mengapa Gerak Aceh mengungkapkan masalah dengan data terbuka.
#3: Kebijakan
Usaha Gerak Aceh dalam membuka, serta memanfaatkan data membuat meningkatnya kesadaran masyarakat dalam isu-isu pertambangan. GeRAK Aceh mampu meyakinkan pemerintah provinsi untuk memperpanjang moratorium sampai tahun 2017 – ditandatangani oleh Gubernur tanggal 25 Oktober 2016.
Advokasi berbasis data memainkan peran yang penting dalam hal ini, karena GeRAK Aceh beserta mitra mereka memanfaatkan data yang dikumpulkan, menganalisanya, dan kemudian memperlihatkannya kepada pemerintah provinsi tentang perlunya melaksanakan reformasi sebelum pemerintah mengeluarkan izin pertambangan baru atau isu lainnya.
Pengembangan kapasitas yang membuahkan hasil
Ini adalah cerita yang menginspirasi kami agar berbuat lebih banyak dan lebih baik dalam memperjuangkan data terbuka. Kami senang bahwa mitra kami, GeRAK Aceh mampu memanfaatkan keterampilannya serta berbagi dengan yang lain sehingga memberikan berdampak di provinsi mereka. Sebagai Lab, pendekatan kami dalam mengembangkan kapasitas melalui sesi pelatihan berguna dan memberikan kekuatan yang unik bagi masing-masing mitra kami, serta mendukung mereka agar dapat mencapai tujuannya. Bagian dari proses adalah memperkenalkan data terbuka sebagai sumber daya dan alat baru yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan ataupun advokasi.
Dukungan keuangan dan teknis dari Open Data Lab kepada Gerak Aceh merupakan kontribusi yang kecil jika dibandingkan dengan hibah proyek yang diterima oleh GeRAK selama lima tahun terakhir. Bapak Askalani, Koordinator GeRAK Aceh, mengatakan “Ini menghasilkan dampak yang terbesar”. Bagi beliau dan tim, bantuan kami semenjak 2014 telah memainkan peran penting dalam membantu mereka mencapai penundaan moratorium pertambangan agar upaya reformasi dapat dituntaskan.
Kami berdedikasi dengan pekerjaan kami dan mendukung mitra daerah dalam memanfaatkan data terbuka. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan kami di Kota Banda Aceh dan sekitarnya, kunjungi proyek, blog, ataupun mengikuti Twitter kami @ODLabJkt.
Leave a Reply